Prof. Beqi dalam Situasi

 

Prof Beqi dalam Situasi

What is a text?  Adalah kata yang pertama saya dengar ketika masuk dalam sebuah kelas online hermeneutika yang di isi oleh Prof. Dr. Bambang Q. Anees, M.Ag, yang familiar dipanggil oleh mahasiswa Aqidah Filsafat dengan sebutan Pak Beqi. Saat itu memang saya telat masuk karena bukan kelas saya tapi saya selalu mengikuti beliau di kelas-kelas lain.

Any discourse fixed by writing”  lanjutnya sambil mengeluarkan asap kretek yang beliau hisap dengan gaya yang khas dirinya, gaya seorang cendikia yang berpengalaman. Kata-kata dalam bahasa asing itu mengingatkan saya pada seorang  filsuf Prancis kontemporer yaitu Paul Ricoeur (1913-2005).

Memang benar jika  Any discourse fixed by writing adalah ungkapan Ricoeur yang dipinjam Pak Beqi dalam materinya kala itu, dan seingat saya yang disebut Discourse oleh Paul Ricoeur ialah bahasa yang membahas tentang sesuatu, bahasa yang berfungsi sebagai sistem interpretasi digunakan Hermeneutika, sedangkan teks adalah sesuatu yang terpisah dan berdiri sendiri (otonom) yang berciri  1) Makna yang ada pada “what is said”  terpisah dari “the act of saying”  tetapi proses pengungkapan itu tidak dapat dipisahkan dalam bahasa lisankedua, 2) Teks menjadi baku, tidak terikat oleh apapun termasuk oleh penulisnya sendiri, jadi makna sebuah teks menjadi korpus, 3) Teks bukan sebuah sistem dialog maka Teks memiliki dunia imajiner tersendiri, teks tidak terikat ontensive reference juga tidak terikat oleh konteks asli  yang dirujuk dari pembicaraan, 4) Teks ditulis untuk siapa saja yang membacanya, teks terbebas dari ruang dan waktu, karena sebuah teks adalah monolog, dengan begitu teks memiliki kehidupan tersendiri.

Baca Juga:

Mengupas PemikiranTeologis Prof. Dr. H. Bambang Qomaruzzaman, M.Ag dalam karyanya yang berjudulIman Kunci Sukses Dunia-Akhirat

Mungkin hanya itu yang saya ingat, dikarenakan ketika mengikuti kuliah tersebut saya sudah tidak ada kontrak mata kuliah apapun termasuk hermeneutika dan sedang berfokus untuk menghafal juz 30, sebagai syarat dapat dilaksanakannya ujian komprehensif.

Dalam layar monitor saya selain tubuh bagian atas sampai tengah Pak Beqi hanya terlihat sebuah mos dekat tangan kanannya, sebuah cangkir dan asbak yang terlihat sebagian semuanya tertata diatas meja dan dibelakangnya tidak terlihat dinding melainkan hanya sebuah rak yang penuh dengan buku-buku yang tersusun menyamping.

Seperti biasa setelah menyelsaikan materi, Pak Beqi langsung mengajak mahasiswa untuk dapat menerapkan materinya, dengan cara menganalisis atau menafsir sebuah teks, dalam sesi ini biasanya kami menjadi canggung dan segan untuk berpendapat, mengingat setiap argumentasi yang dibangun akan dikejar atau lebih kasarnya dicecar, dengan begitu sayapun mulai berupaya membangun argumentasi  yang ketat agar tidak terdapat falasi. Dengan dada yang berdebar sedikit lebih cepat dari sebelumnya saya sangat tidak sabar menanti tugas selanjutnya.

Tetapi suasana menjadi cair ketika Pak Beqi berucap “marilah kita dengarkan sebuah lagu milik Tipe-X yang bertajuk Genit” saya merasa aneh, Pak Beqi berubah seratus delapan puluh derajat, menjadi sesuatu yang lain, sangat mengasyikkan dan menghibur, selama musik SKA itu berputar, saya dan mungkin teman-teman yang lain merasa terhibur,  saya pribadi hanya pokus pada gerak tubuh beliau yang menikmati suasana tidak berpokus pada lirik dari lagu tersebut. Kolom komentar kelas online itu pun dibanjiri kata-kata yang menggugah tawa. “ayo siapa yang pertama ingin mengemukakan pendapatnya? Apa makna yang terkandung dalam lirik lagu yang tadi kita dengarkan?” seru Pak Beqi sesaat setelah lagu itu selesai.

Semuanya antusias berpendapat yang kemudian dibaca satu-satu oleh Pak Beqi, tidak ada ketegangan sama sekali. Tafsiran yang melenceng dari materi diluruskan, pemahaman yang dangkal didalamkan dan pendapat yang tumpul ditajamkan. Tidak ada ketegangan tetapi tetap serius dan ketat. Tetapi juga tidak seperti yang biasa tampil dalam kelas-kelas sebelumnya, seperti ketika kuliah teologi modern, atau pembahasan rekontruksi Islam Muhammad Iqbal, Pak Beqi tampil bagai kombatan dengan senapan serbu dimata musuh yang terpojok.

Dalam situasi yang sedang lockdown pada saat itu, Pak Beqi faham betul apa yang dirasakan masyarakat, apalagi mahasiswa yang beliau didik dan beliau menampilkan kecerdasan dengan merubah pola belajar guna tercernanya materi dengan baik oleh mahasiswa,  dalam situasi lockdown yang hampir membuat depresi masyarakat dan mahasiswa Pak Beqi tampil untuk merawat setres mahasiswa yang selalu berhadapan dengan dosen yang tetap killer meski mahasiswa dalam kondisi lelah dan jenuh.

Jadi yang saya maksud “aneh” diatas adalah kecerdasan seorang Profesor. Karena materi kala itu adalah heremeneutika Paul Ricoeur yang berpendapat bahwa teks memiliki dunianya sendiri, untuk siapa saja yang membacanya, terlepas dari pengarang. Maka interpretasi saya terhadap lirik lagu Genit milik Tipe-X kala itu, seperti ini.

Hidup memang selalu penuh dengan warna-warni

Bila terjebak sulit untuk coba keluar

Semua pasti ada jalan keluar

Cobalah berusaha

Ah entah sampai kapan

Kau mampu bertahan hindari kenyataan entah sampai kapan

Mungkinkah terpikir lepas belenggu hitam

Teks di atas mengandung ajakan kepada kesadaran, karena hidup manusia di dunia sering terkecoh dan terpesna  oleh hal-hal yang remeh temeh, warna-warni  disini mengandung arti keberagaman kondisi hidup seseorang, kebodohan, kesulitan, bahagia, kekhilapan dan sebagainya, tetapi  warna-warni  dalam lirik diatas lebih pada kesulitan atau kebodohan karena terjebak dalam kebodohan orang menjadi gugup untuk menghadapi keidupan dibuktikan dalam  Bila terjebak sulit untuk coba keluar.

Tetapi sesulit apapun keadaan hidup kita Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas dan kemampuan hamba-Nya, Semua pasti ada jalan keluar adalah optimisme bagi orang yang beriman tinggal mau atau tidaknya kita memberantas kebodohan dalam diri kita, maka Cobalah berusaha adalah peringatan kedua dalam lirik diatas, seperti dalam pepatah arab salah satu cara untuk mencapai keberhasilan adalah dengan bersungguh-sungguh.

Ternyata dengan peringatan dan optimisme yang dibangun sebelumnya tidak juga memberi kesadaran pada hati seseorang  Ah entah sampai kapan seperti ungkapan kekecewaan sekali gus ejekan untuk orang yang tidak berani menghadapi realitas tetapi malah hanya mengelak dari kenyataan yang sama sekali tidak dapat menyelesaikan apapun dan bukan jalan keluar yang benar Kau mampu bertahan hindari kenyataan, Mungkinkah terpikir lepas belenggu hitam  padahal peringatan sudah disampaikan dalam baris sebelumnya dan petunjuk sudah begitu jelas disampaikan oleh Rasulallah SAW. meski demikian, manusia yang sombong belum juga mau untuk sadar dan memberantas kebodohan yang terkandung dalam makna belenggu hitam.

Kuliah selesai....

Penulis: Wawan Sutaji

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama