Pondok Pesantren Al-Musyahadah Pertahankan Tradisi Buka Puasa dan Sahur Bersama |
What: Budaya buka puasa dan sahur bareng di Ponpes Almusyahadah
Bilik Data - Ramadhan ialah bulan penuh kasih
sayang. Allah akan melimpahkan kasih sayangnya kepada siapa saja yang berniat
menghidupkan bulan tersebut. Disamping melaksanakan ibadah khusus, ada banyak
sekali kegiatan positif yang bisa dilakukan muslim untuk menghidupkan bulan
Ramadhan. Seperti tradisi Makan sahur dan buka bersama selama bulan Ramadhan
yang sampai sekarang masih dibudayakan di Pondok Pesantren Al-Musyahadah.
Dalam tradisi tersebut, pengurus yang berwenang akan membagi santri
menjadi beberapa kelompok yang kemudian ditugaskan untuk menyediakan konsumsi
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ketika waktu buka puasa dan sahur telah
tiba, seluruh santri berkumpul di aula utama untuk menikmati hidangan yang
telah disediakan.
“Tradisi ini sudah berjalan sejak tahun 2015, waktu itu santri yang masuk baru sekitar enam orang” kata salah satu dewan santri yang juga merupakan santri angkatan pertama, Ustadzah Nurul Aini, Kamis (23/3/2023).
Ustadzah Nurul juga menjelaskan bahwa tradisi ini bermula dari kebiasaan buka bersama yang saat puasa sunnah Senin-Kamis.
“atas anjuran dari Bapak Kiayi, dulu kami sering mengerjakan puasa sunnat Senin-Kamis. Setiap buka puasa Bapak selalu mengajak kami untuk buka bersama. Dan ini berlanjut hingga bulan Raamadhan” lanjut Ustadzah Nurul.
Baca Juga: Selenggarakan Studi Banding, Ponpes Al-Musyahadah dan Ponpes Al-Mu'awanah Pererat Persaudaraan
Pondok Pesantren Al-Musyahadah mulai menerima santri secara resmi mukim di pondok sejak tahun 2015. Sampai saat ini terhitung jumlah santri dan dewan sebanyak 112 orang. Walaupun dibarengi dengan kesibukan kuliah, namun tidak menghilangkan antusias mereka dalam menjalankan tradisi pondok selama bulan ramadhan ini.
Menurut ketua umum pengurus pondok pesantren Al-Musyahadah yaitu Ajang Suryana, walaupun sedikit repot karena sekarang jumlah santri semakin banyak ditambah kesibukan mereka di kampus, tetapi ia mengakui merasa senang dengan tradisi makan bersama ini. Menurutnya juga ada banyak manfaat yang bisa didapatkan, sehingga akan rugi Ketika tradisi ini dihilangkan.
“tentu sangat banyak sekali manfaat dari tradisi ini, diantaranya yaitu meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan, melatih kerja sama, belajar bersabar. Saat buka puasa bersama, kita harus sabar soalnya harus menunggu antrian yang cukup Panjang” papar Ajang.
“Satu lagi Idkholussurur. Dengan tradisi ini kita bisa membahagiakan orang lain. Kita bisa membahagiakan banyak orang dengan cara menghidangkan takjil dan makanan saat kita piket masak.” Tukas Ajang.
Penulis: Siti Suroh Holisoh